Jump High!: Tokyo Dome (2014)

Jump High!: Tokyo Dome (2014)
Jump High! Tokyo Dome - Japan (2014)

Rabu, 08 Oktober 2014

Stay Foolish, Stay Positive

Materi ngelingker pekanan saya dua minggu terakhir menurut saya cukup unik; membahas bagaimana bisa membentuk pikiran, atau bagaimana pikiran manusia bisa terbentuk. Kebetulan, saya akhir-akhir ini suka merenung sendiri, kenapa ya setiap manusia mempunyai karakter yang bermacam-macam? Padahal dilihat dari fisik, semua terlihat hampir sama. Punya anggota badan, indera, dan lain-lain. Lalu kenapa watak manusia bermacam-macam?

Dikatakan bahwa ternyata, proses pembentukan watak atau karakter manusia itu melalui proses smooth yang begitu lama. Siapa yang turut andil membentuknya? bisa lingkungan sekitar kita, keluarga kita, peer group kita, yang tanpa sadar membentuk perlahan karakter kita sekarang ini. Apabila anda merasa orang yang keras, ya mungkin lingkungan anda yang membentuknya. Apabila sebaliknya, lingkungan anda juga yang menciptakan anda menjadi orang yang lemah lembut tanpa anda sadari. Semua itulah yang tanpa sadar membentuk kita. Coba renungkan, mengapa kita sekarang bisa mengatakan diri kita begini dan apa saja masa lalu yang telah kita lalui. Saya yakin 99% kita bisa menemukan hubungan keduanya :)


Di dalam pembentukan pikiran juga dikenal dengan apa yang namanya "pikiran selintas". Nah, ini yang saya anggap bagaikan kerikil di tebing. Mungkin batu besar tidak bisa membuat kita terpeleset ke jurang. Tapi batuan kerikil yang banyak lah yang bisa membuat kita terpeleset kesana. Pikiran selintas, sesuai namanya ya memang benar-benar selintas. Pernah selintas terpikir menjadi orang kaya? Atau selintas menjadi presiden? Atau selintas terpikirkan hal-hal lainnya? Nah itu pikiran selintas. Ternyata watak dan pikiran kita terbentuk dari pikiran-pikiran selintas itu yang tak terhitung jumlahnya. Dan ternyata pula, yang "disentuh" oleh lingkungan kita - yang secara perlahan membentuk pikiran dan watak kita - adalah pikiran selintas tersebut. Lingkungan lah yang membuat kita tiba-tiba berpikir A, atau B, atau C, dan seterusnya. Pikiran-pikiran itu yang dalam jangka panjang akan membentuk watak kita.

Kata-kata Steve Jobs yang cukup terkenal - yang belakangan saya ketahui kata-kata tersebut bukan asli dibuat oleh Steve Jobs sendiri - Stay hungry, stay foolish. Artinya mungkin kira-kira, teruslah merasa bodoh. Namun tidak berhenti pada bodoh saja. Merasa bodoh yang diikuti dengan keyakinan positif bahwa kita bisa mengetahui/memperoleh/memahaminya. Intinya adalah jangan cepat berpuas diri, dengan kondisi kita yang sekarang dengan terus bertanya dan terus membuka pikiran ke arah yang positif, Stay positive :)

Kembali pada "pikiran selintas". Coba bayangkan bagaimana akibatnya pikiran selintas itu diisi dengan hal-hal yang negatif, inferiorisme, dan hal-hal yang membuat kita merasa tidak mampu melakukan sesuatu, akan jadi apa kita?

Nah, coba bayangkan kondisi sebaliknya. Sederhana, tanamkan pada "pikiran selintas" kita dengan keyakinan yang positif. Setiap pagi, ketika terbangun dari tidur, setelah solat subuh, tanamkan keyakinan, "hari ini akan jauh lebih baik dari kemarin!". Karena sesederhana itu kita membangun diri kita yang positif, optimis, dan bersemangat. Tapi sesederhana itu pula kita bisa menjadi seseorang yang negatif, pesimis, dan skeptis.

Yang membedakan orang-orang sukses di dunia dengan orang-orang yang menerima hidup apa adanya berakhir pada satu titik, yakni pada hati dan pikiran masing-masing pemiliknya. Sederhana kan? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar