Mengaku sebagai orang yang tertarik dengan dunia
transportasi, khususnya kereta api, rasanya aneh ketika saya belum pernah
membuat satu ulasan pun tentang transportasi. Sebenarnya ketertarikan saya
berawal dari kondisi transportasi di Jakarta – bukan hanya di Jakarta, tapi di
seantero Indonesia – cukup memprihatinkan. Padahal, ibarat tubuh manusia,
transportasi itu seperti darah yang membawa nutrisi dari asupan yang kita
peroleh ke seluruh tubuh. Bayangkan apabila asupan nutrisi terhambat dialirkan
oleh darah. Kenapa pertumbuhan perekonomian kita stagnan di tingkat 5-6% saja?
Banyak faktornya, dan salah satunya karena infrastruktur transportasi negara
kita yang masih perlu terus berbenah. Transportasi pada akhirnya memegang
peranan vital dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
Nah, kali ini saya akan mengulas tentang salah satu
kereta di Jepang, yup, Narita Express!
Kebetulan, liburan bulan Juni kemarin saya ada
kesempatan buat jalan-jalan ke negeri sakura. Menghabiskan waktu selama seminggu
di sana rasanya kurang afdol kalau tidak menjajal moda transportasi di sana. Sebenarnya
perjalanan saya disana saya lebih banyak menggunakan JR east, seperti Kereta
Commuter Line Jakarta, karena saya lebih banyak berkeliling di Tokyo. Tanpa
disengaja, pertemuan saya dengan Narita Express atau N’EX ini ketika saya
berada, kalau tidak salah, di stasiun Ikebukuro sebelum menuju ke Kamakura. Bentuk N’EX yang
unik membuat saya sesaat terpana melihat kereta tersebut. Sayang, saya tidak
sempat mengabadikannya secara langsung.
N’EX merupakan kereta bandara yang melayani rute dari
Bandara Narita menuju beberapa wilayah di Perfektur Chiba seperti Tokyo,
Shinjuku, dan Yokohama. N’EX pertama kali beroperasi pada tahun 1991 dibawah
perusahaan JR East Railway Company.
Seperti yang kita tahu, sistem pengaturan waktu
transportasi di Jepang ketat sekali. Setiap harinya, kereta akan melayani
perjalanan ke Stasiun Tokyo, Shinjuku, dan Yokohama setiap 30 menit dan hanya
membutuhkan waktu sekitar 53 menit dari Tokyo untuk mencapai Bandara Narita.
![]() |
via jreast.co.jp |
Kereta yang kebetulan saya lihat dan berbentuk unik
itu ternyata model terbaru dan baru mulai beroperasi pada bulan Mei 2009.
Kereta tersebut merupakan model E259 Electric Multiple Unit (EMU) series yang
memang khusus dibuat untuk melayani perjalanan ke Narita. Model ini
menggantikan model sebelumnya, E253. Penasaran seperti apa bentuknya?
Teman-teman bisa lihat gambar-gambar di bawah ini :D
Untuk bisa membeli tiket N’EX, kita harus memesan
terlebih dahulu karena N’EX merupakan limited express train dengan semua tempat
duduk yang harus dipesan terlebih dahulu. Tiket bisa kita beli di stasiun
Narita Airport, JR ticket offices (Midori-no-madoguchi), Travel Service
Centers, dan bisa juga dibeli di mesin pembelian tiket untuk memesan tiket
kereta.
Kalau di Jepang, kita akan mengenal dua tipe Cars
(gerbong): Ordinary Cars atau gerbong kelas ekonominya dan Green Cars atau
gerbong eksekutifnya. Jadi, kalau teman-teman ingin melancong ke Jepang, perlu
diperhatikan banget nih. Jangan sampai salah pilih menggunakan Green Car, nanti
kita bisa dikenai biaya yang cukup mahal. Sewaktu di sana, saya dan teman-teman
saya sempat salah membeli tiket Green Car ketika menuju Kamakura. Alhasil, keuangan
kami – yang berusaha jalan-jalan ala backpacker – mengalami krisis seketika :(
![]() |
Flat Screen Monitor dengan 4 bahasa. Via jreast.co.jp |
![]() |
via jreast.co.jp |
![]() |
Luggage room. Via jreast.co.jp |
Di Ordinary Cars, gerbong memiliki kapasitas tempat
duduk 2+2 yang menghadap ke depan dan bisa diputarbalikkan. Di Green Cars
(first class), memiliki kapasitas yang sama juga. Namun bedanya adalah kualitas
kursinya yang dilapisi dengan kulit.
![]() |
Green Cars seat |
![]() |
Green Cars (First Class) with leather seat |
![]() |
Ordinary Cars room |
![]() |
Ordinary Cars seat |
![]() |
Ordinary seat |
Berikut adalah sedikit informasi mengenai Narita
Express yang saya peroleh dari berbagai sumber
In service
|
October 2009 - Present
|
Manufacturer
|
|
Family name
|
N'EX
|
Replaced
|
|
Constructed
|
2009–2010
|
Number built
|
132 vehicles (22 sets)
|
Number in service
|
132 vehicles (22 sets)
|
Formation
|
6 cars per trainset
|
Fleet numbers
|
Ne001–Ne022
|
Capacity
|
290 (262 standard + 28 Green)
|
Operator
|
|
Depot(s)
|
Kamakura[1]
|
Specifications
|
|
Car body construction
|
Aluminium alloy[2]
|
Car length
|
21,000 mm (68 ft
11 in) (end cars)
20,000 mm (65 ft 7 in) (intermediate cars)[3] |
Width
|
2,946 mm (9 ft
8.0 in)
|
Height
|
3,655 mm (11 ft
11.9 in)
|
Doors
|
2 per side
|
Maximum speed
|
130 km/h (80 mph)[1]
|
Traction system
|
MT75B x 4 per motor car
|
2.0 km/h/s[3]
|
|
5.2 km/h/s[3]
|
|
1,500 V DC
|
|
PS33D single-arm pantographs
|
|
DT77 (motored), TR262 (trailer)
|
|
Safety system(s)
|
ATS-P, ATS-SN[3]
|
1,067 mm
(3 ft 6 in)
|
Kalau melihat transportasi di Jepang, rasanya saya
ingin pindahin semuanya ke Indonesia haha. NE’X ini bisa jadi contoh juga buat
kereta bandara yang baru akan dibangun di Bandara Soekarno Hatta. Ya, semoga kereta
bandara nantinya bisa jadi alternatif akses dari Jakarta menuju Bandara Soetta,
karena Tol Sedyatmo sudah tidak mampu lagi menampung beban kendaraan pribadi
yang menuju ke sana dan sebaliknya.
Demikian ulasan pertama saya tentang kereta, semoga bisa menginspirasi dan tunggu ulasan-ulasan selanjutnya! (Semoga ada waktu hehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar