Di liburan semester ini saya tertarik dengan sebuah buku karangan salah satu dosen FISIP yang juga koordinator tim Visi Indonesia 2033, Andrinof A. Chaniago.
****
Sekitar seminggu yang lalu saya sempet bela-belain untuk bolak-balik ke perpustakaan pusat UI dan perpustakaan FE untuk mencari buku ini. Di perpustakaan FE fix buku ini gak ada. Sementara di katalog perpusat UI menyebutkan buku ini tersedia. Sampai saya cari-cari bolak-balik tetep akhirnya tidak ketemu. Akhirnya saya menyerah, dan terpaksa beli di toko buku. Alhamdulillah ada bukunya :)
****
Cetakan pertama buku ini adalah tahun 2001, tapi menurut saya buku ini masih tepat untuk kita yang ingin mengetahui kenapa negeri kita bisa menjadi seperti sekarang. Paradigma pembangunan Indonesia yang diciptakan selama 32 tahun pada rezim orde baru, terutama apa yang terjadi pada 10 tahun terakhir sebelum tahun 1997 - Pak Andrinof menyebutnya sebagai episode hyper-pragmatis - yang ternyata menciptakan Indonesia menjadi negara terparah di Asia yang mengalami dampak krisis pada tahun 1997 tersebut. Dan menurut pengamatan kasat mata saya, efek dari masa pembangunan hyper-pragmatis tersebut masih terus berlanjut dan menyisakan pekerjaan rumah yang belum selesai hingga saat ini.
Sebuah kutipan dari Soekarno yang cukup terkenal, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah", saya rasa benar adanya. Melalui buku ini, kita diajak untuk mereka ulang masa lalu dan mengetahui apa akar dari masalahnya. Pasalnya, Indonesia sampai saat ini masih terjebak dengan lingkaran setan pembangunan. Pembangunan yang masih Jawa sentris, pembangunan ekonomi dan infrastruktur di Indonesia bagian timur yang masih tertinggal, separatisme, dan masih banyak masalah-masalah klasik peninggalan orde baru.
Melalui buku ini, kita belajar dari masa lalu, agar bisa menghindari terjadinya krisis Indonesia bagian kedua. Jangan sampai negeri ini menjadi negeri keledai. Negeri yang jatuh pada lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar