Jump High!: Tokyo Dome (2014)

Jump High!: Tokyo Dome (2014)
Jump High! Tokyo Dome - Japan (2014)

Senin, 06 Februari 2012

Review Buku : Menatap Punggung Muhammad

"Apakah yang lebih utama dan lebih penting daripada iman?" kata sosok Muhammad dalam mimpiku. Ia tersenyum menatapku, tetapi entah bagaimana aku tahu sesungguhnya ia sedang agak bersedih.

Kutipan di atas aku ambil dari sebuah novel yang beberapa hari lalu baru saja aku khatamkan. Novel yang aku pinjam dari seorang teman. Novel ini berjudul "Menatap Punggung Muhammad". Novel yang unik dan menarik menurutku, karena novel ini sebenarnya adalah sebuah surat setebal seratus halaman yang disampaikan oleh seorang lelaki kepada kekasihnya yang telah dua tahun ia tinggal tanpa kabar.

Ya, novel ini menceritakan sebuah pencarian terhadap kebenaran akan sebuah mimpi yang sangat tak lazim. Tokoh si Aku yang seorang non-Muslim mendapatkan sebuah mimpi dimana dia bertemu sesosok manusia paling mulia yang pernah diturunkan ke muka bumi, sesosok kekasih Allah yang 1400 tahun yang lalu diturunkan ke bumi, sesosok yang sangat dirindukan kehadirannya oleh seluruh umat Muslim di dunia. Dialah Sang Utusan Allah, Rasulullah, Nabi Muhammad SAW.

Di dalam cerita, tokoh si Aku ini mengalami perjalanan yang panjang dalam pencarian kebenaran mimpinya ini. Sampai-sampai dia rela meninggalkan kekasihnya yang bernama Azalea tanpa kabar, hingga dua tahun lamanya. Berbagai macam pencarian ia lakukan, mulai dari meneliti bagaimana mimpi itu bisa terjadi, membaca berbagai literatur tentang kehidupan Rasulullah, hingga bertemu pamannya yang seorang mualaf. Semua ini dilakukan oleh si Aku ini karena ternyata tanpa dia sadari, dia telah jatuh cinta kepada Rasulullah, dia sangat rindu akan kehadiran Rasullah.

Novel ini sangat menarik untuk dibaca, dan mungkin novel ini agak "menyentil" kita yang telah memeluk Islam sejak lahir, tapi rasanya kecintaan kita terhadap Sang Nabi tampaknya tak pernah sedalam apabila dibandingkan dengan cintanya si Aku yang non-Muslim ini. Novel ini simpel, tapi sungguh, isinya begitu bermakna bagi kita semua, baik untuk seorang Muslim, maupun seorang non-Muslim.

Sabtu, 04 Februari 2012

That's Us

"Karena nanti ada beberapa yang nyusul, jadi liqo kita dimulai ba'da ashar aja di MUI." Begitulah kira-kira sms yang kuterima pagi hari ini, tepat pada jam 06:02 wib.  Sms dari mentorku, Bang Topan, yang merencanakan mentoring hari ini diadakan setelah sholat ashar. Sebelumnya kami sudah merencanakan mentoring akan diadakan pada jam satu siang. Tapi karena mayoritas dari kami baru bisa datang menyusul, maka Bang Topan memundurkan jam mentoring kami. Mentoring yang biasa kami lakukan setiap akhir pekan akhirnya bisa berjalan kembali, setelah seminggu yang lalu kami terpaksa meniadakan agenda mingguan kami ini karena adanya persiapan acara silakbar.

Setelah melakukan aktivitas seharian di rumah (tidur, nguras kamar mandi, tidur, dan tidur), aku terbangun tepat jam 3 sore dengan muka lusuh, rambut acak-acakan, dan iler belepotan (idiih). Aku beranjak ke depan laptop sambil santai-santai menunggu waktu ashar. Aku memang merencanakan untuk baru berangkat setelah sholat ashar di rumah. Barulah setelah menunaikan sholat ashar dan beres-beres, aku menuju masjid UI untuk mentoring.

Sekitar jam setengah lima sore akhirnya aku sampai di MUI. Di MUI ini banyak orang yang melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sholat, ada yang ngobrol-ngobrol, ada yang sekedar tidur-tiduran saja, ada yang rapat, ada pula yang mentoring seperti yang akan aku lakukan sekarang ini. Dari kejauhan aku telah melihat  sekelompok orang yang melingkar yang tampaknya aku kenal mereka. Langsung saja aku menuju mereka.

"Assalamualaikum," sapaku kepada mereka. Di sana sudah ada Bang Topan, Abel, Putra, dan Wahyu yang sedari tadi sepertinya telah ngobrol banyak hal. Kelihatannya aku datang paling terakhir kali ini. Setelah ngobrol-ngobrol sedikit, akhirnya kami memulai agenda kami hari ini.

Kegiatan mentoring kami biasanya urutannya seperti ini, diawali dengan pembukaan oleh mc. Yang kebetulan mendapatkan giliran menjadi mc pada pekan ini kebetulan adalah Abel. Dilanjutkan dengan tilawah, kemudian setoran hapalan, lalu kultum dari mc, materi dari Bang Topan, sesi tanya jawab, dan sesi qodhoya rowa'i. Tak ada yang berbeda pada mentoring kali ini. Tilawah kami seperti biasa satu orang mendapat jatah satu lembar. Setoran hapalan yang sudah lama kita tidak lakukan akhirnya ada lagi hari ini. Kultum dari Abel yang intinya kalau tidak salah seperti ini, kebahagiaan itu datangnya murni dari hati, semembahagiakan apapun hal yang kita dapat dari luar, tapi apabila hati kita keruh, kebahagiaan itu akan cepat sirna. Kemudian dilanjutkan materi dari Bang Topan sendiri yang menceritakan tentang kesuksesan Rasulullah sebagai pemimpin negara. Rasulullah memang merupakan contoh dari pemimpin yang sukses dari berbagai bidang, dari hal-hal yang kecil, sampai ke lingkup yang lebih besar.

Setelah sekitar empat puluh menit, sesi berlanjut ke sesi tanya jawab, setelah itu sesi qodhoya rowa'i. Di sesi qodhoya rowa'i ini, masing-masing dari kami curhat tentang kabar baik dan kabar buruk yang kami alami selama seminggu terakhir. Biasanya kalau sudah bingung tentang kabar apa yang aku dapat, aku akan menjawab "Kabar baiknya nggak ada kabar buruk, kabar buruknya nggak ada kabar baik," atau paling tidak aku menceritakan kegiatan akhir-akhir ini.

Tidak ada yang berbeda pada mentoring hari ini, sama seperti seminggu yang lalu, sama seperti sebulan yang lalu, dua bulang yang lalu, tiga bulan yang lalu, semuanya sama. Tapi disetiap akhir dari mentoring pasti aku selalu menemukan sebuah semangat baru, letupan semangat karena bertemu dengan teman-teman setelah melewati seminggu yang kadang melelahkan, kadang membosankan, kadang membahagiakan, dan lain sebagainya. Entah kenapa, bertemu dengan teman-teman, menceritakan hal-hal dalam seminggu, tertawa bersama, membagi kesenangan bersama, semuanya memberikanku sebuah dorongan baru dalam menjalani hidup.

Anggota kelompok kami sebenarnya ada beberapa orang lagi, namun sayangnya mereka tidak bisa datang hari ini. Semuanya memiliki kekhasannya masing-masing, Abel dengan kegalauannya, Putra dengan segala kehebohannya, Andi dengan keketuaannya, Ardam dengan keawwrrdamannya, Eka dengan kesibukannya (jadi gak dateng-dateng lagi :p), Wahyu dengan kewahyuannya, dan aku sendiri dengan kecoolannya (wkwkwk). Hahaha. Sebenarnya aku sendiri bingung apa kekhasan yang masing-masing kami, tapi yang jelas semua itu memberikan warna dalam kelompok ini. Warna-warna yang membuatku selalu mendapatkan tawa baru ditengah kesedihan, semangat baru ditengah kegalauan. Membuat mataku terasa lebih melek dari sebelumnya.

Aku yakin, dari kelompok ini akan lahir orang-orang besar, akan lahir orang-orang yang akan menciptakan sebuah peradaban yang lebih baik, akan lahir seorang ahli hukum yang bisa menegakkan hukum sebagaimana mestinya, akan lahir seorang pakar fisika tingkat dunia, akan lahir seorang auditor internal yang kompeten, akan lahir ahli peramu obat, akan lahir seorang sastrawan Inggris, akan lahir engineer-enginner muslim.

Sangat beruntung diriku dipertemukan oleh Allah teman-teman seperti mereka, teman-teman yang akan selalu ada disaat yang lain kesusahan, dan teman-teman yang akan selalu membagi kebahagiaannya. Ini bukan mengenai hubungan yang diikat dengan suatu profit sebagai ujungnya, ini bukan pula hubungan yang hanya menuntut pada kesenangan semata, tapi ini adalah hubungan yang akan ada terus, baik dalam senang maupun susah, hubungan yang insya Allah tak akan pernah lekang oleh perubahan waktu :).

Ana uhibbukum fillah :)